Play list

Kamis, 02 Februari 2012

Spektrofotometri :)

Dasar Teori
Sifat protein jika dilarutkan dengan asam klorida dan enzim protease akan menghasilakan asam amino karboksilat. Disisi lain protein dapat mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur protein yang menimbulakn perubahan sifat fisika, kimia dan biologi bila Protein apabila dipanaskan dapat mengakibatkan gelombang elektromagnetik tertentu contohnya bisa, kokain kuman-kuman dan lain-lain
Metode Spektrofotokopi dengan untraviolet yang yang diserap bukan cahaya tampak cahaya ultra ungu ( Ultraviolet ). Dalam Spektrofotokopi ultra ungu energi cahaya tampak terserap digunakan untuk transfuse electron. Karena energi Cahaya Ultraviolet dapat menyebabkan transfuse electron ( Hendayana, 1997 )
Pengukuran kadar protein dengan metode Lowry adalah dasar penggunaan Spektrofotometer. Metode ini dapat menggunakan kadar protein sampai dengan 5 Mikrogram. Warna biru yang terjadi oleh pereaksi folin ciacalteu disebabkan reaksi antara protein dengan Cu dalam larutan alkakis dan terjadi reaksi garam fosfotungstat dan garam fosfomolibdat oleh tirosin dan triptopan.
Kurva yang menunjukkan standart merupakan kurva alibrasi dari sederet larutan standar larutan-larutan itu. Larutan ittu sebaiknya mempunyai komposisi yang sama dengan komposisi cuplikan. Jarang sekali digunakan satu larutan standar untuk menentukan absorbtivitas molar, hasil tidak pernah didasarkan pada literatur absobtivitas molar.
Protein dengan garam fostotungstat pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya tergantung pada konsentrasi protein yang tertera.Pada. konsentrasi protein diukur berdasarkan atas opticial dencinty pada panjang gelombang tertentu untuk mengetahui banyaknya protein dalam larutan.

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet
d. Gelas Ukur
e. Pengaduk
f. Spektrofometer

2. Bahan
a. Reagen A ( Larutan Na2 Co3 dalam NaOH )
b. Reagen B ( Larutan Cu So4 dalam aquades )
c. Reagen C ( Larutan k-tartat dalam aquades )
d. Reagen D ( Larutan A:B:C=20:1:1 )
e. Reagen E ( Larutan folin ciocalteau dalam aquades )
f. Larutan standart BSA
g. Sampel jagung
h. Sampel kedelai
i. Aquades

3. Cara kerja

a. Perlakuan pada larutan standart

  1. Membuat larutan standart dengan konsentrasi 0; 0,06; 0,12; 0,18 ; 0,24 ; 0,30
  2. Diambil larutan standart dari masing-masing konsentrasi
  3. Ditambahkan air sampai dengan 1ml kedalam masing-masing Larutan standart tersebut
  4. Ditambahkan 1ml reagen D kedalam masing-masing larutan
  5. Digojog 15 menit didiamkan selama 45 menit
  6. Diukur absorbasi dari masing-masing larutan pada masing-masing pada 540 nm
  7. Dibuat grafik regresi liniernya

b. Perlakuan pada sample jagung dan kedelai
  1. Diambil 1ml sampel damasukkan kedalam tabung reaksi
  2. Ditambah 1 ml reagen D, digojog dibiarkan 15 menit
  3. Ditambah reagen E, digojog 15 menit dibiarkan 45 menit
  4. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm
  5. Dibuat kurva standart dengan cara larutan standart BSA diperlukan pada konsentrasi 0; 0,06 ; 0,12 ; 0,18 ; 0,24 dan 0,30
  6. Dibuat kurva regresi liniernya
  7. Dihitung kadar Protein dalam larutan sampel

E. Pembahasan

Disetiap larutan HCL mulai dari 1,0M; 1,2M; 1.4M; 1,6M; 1,8M; 2,0M, dan apabila di setiap larutan dimasukkan pita Mg@2cm akan bereaksi, semua itu karena pita tersebut bereaksi dan laju reaksinya dipengaruhi oleh: teori tumbukan, konsentrasi, luas permukaan sentuhan, dan katalisator
Pada luas permukaan sentuhan dijelaskan bahwa semakin luas permukaan zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi. Demikian juga dengan katalisator, yakni suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal dalam hal ini terjadi katalisator homogen.
Kecepatan reaksi atau laju reaksi merupakan berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.

F. Kesimpulan
a. Pembuatan kurva standar dari larutan standar juga digunakan untuk menentukan kadar protein sampel.
b. Dari data konsentrasi larutan BSA diperoleh persamaan garis regresi : Y = 0,0465 + 0,854X
c. Kadar protein tertinggi untuk sampel pada percobaan ini adalah jagung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar